Bayi

Kekurangan ASI

Kekurangan ASI – Kekurangan ASI bisa terjadi bahkan sejak awal setelah melahirkan, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Sayangnya, banyak orang yang mengatasinya dengan cara yang kurang tepat. Misalnya, sekitar dua atau tiga minggu setelah melahirkan, kalau ASI dirasa kurang, mereka mulai minum bir atau minuman beralkohol berbahan malt dengan harapan produksi ASI meningkat. Padahal, dalam jangka panjang, ini bisa berdampak buruk pada kesehatan ibu.

Lalu, bagaimana cara yang benar untuk mengatasi kekurangan ASI? Sebenarnya, kuncinya ada pada kesehatan ibu sendiri. Kalau ibu tetap sehat, maka ASI yang dihasilkan akan cukup, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.

Cara Meningkatkan Produksi ASI
Agar produksi ASI lancar, ibu perlu menjalani pola makan yang sehat, bergizi, dan seimbang. Jangan hanya mengonsumsi satu jenis makanan saja, tapi pastikan ada kombinasi makanan bergizi dari sumber hewani dan nabati. Soal minuman, jika memang sudah terbiasa minum anggur atau bir sebelum hamil, boleh saja tetap mengonsumsinya dalam jumlah wajar. Tapi kalau sebelumnya tidak pernah minum minuman ini, lebih baik fokus pada makanan bergizi dan cairan sehat lainnya. Beberapa ibu mungkin bisa mengambil manfaat dari segelas bir sehari, asalkan perutnya tidak bermasalah setelah mengonsumsinya.

Selain makanan, olahraga juga sangat penting. Aktivitas fisik di luar ruangan bisa membantu meningkatkan produksi ASI yang lebih sehat. Setelah masa nifas selesai, ibu bisa mulai dengan olahraga ringan seperti jalan-jalan atau naik kendaraan untuk sekadar bergerak. Seminggu atau dua minggu setelahnya, bisa mencoba olahraga lebih aktif seperti berkuda atau berjalan kaki setiap hari. Mandi dengan air garam hangat atau dingin setiap pagi juga bisa membantu menjaga kebugaran tubuh. Jika mandi seperti ini terlalu berat, cukup dengan mengusap tubuh menggunakan air garam sebagai gantinya.

Kisah Seorang Ibu yang Berhasil Meningkatkan Produksi ASI
Saya pernah merawat seorang ibu berusia 24 tahun yang mengalami masalah produksi ASI saat melahirkan anak pertamanya. Secara keseluruhan, persalinannya lancar dan kondisi tubuhnya sehat. Payudaranya membesar, tanda bahwa produksi ASI mulai terbentuk, tapi setelah seminggu, hanya ada sedikit ASI yang keluar dari putingnya. Dalam dua minggu berikutnya, ASI memang bertambah sedikit demi sedikit, tapi jumlahnya masih sangat minim—hanya sekitar satu sendok makan kecil dalam sehari.

Karena produksi ASI yang terbatas, bayinya harus diberi susu formula. Sayangnya, ini menyebabkan masalah pencernaan, hingga bayi mengalami diare parah. Selama beberapa hari, kondisinya sangat lemah, bahkan tidak bisa menyusu langsung dari ibunya. Akhirnya, ASI harus dipompa dan diberikan melalui sendok.

Namun, setelah beberapa hari, bayi mulai bisa menyusu langsung. Dalam waktu satu bulan, ibu dan bayinya kembali ke rumah dalam kondisi sehat. Produksi ASI ibunya meningkat dan cukup untuk kebutuhan bayinya, yang juga pulih sepenuhnya dan tumbuh dengan baik.

Jika ASI Tetap Tidak Cukup
Meski produksi ASI bisa ditingkatkan, ada kasus di mana ASI tetap tidak mencukupi, terutama setelah bayi memasuki usia enam hingga tujuh bulan. Pada tahap ini, biasanya kebutuhan bayi lebih besar daripada yang bisa disediakan ibu. Jika ini terjadi, pemberian makanan tambahan sangat diperlukan. Bayi bisa mulai diperkenalkan dengan makanan pendamping yang sesuai dengan usianya, diberikan melalui botol atau sendok sesuai kebutuhannya.

Jadi, jika produksi ASI terasa kurang, jangan langsung panik. Fokus pada kesehatan ibu, konsumsi makanan bergizi, dan tetap aktif bergerak. Dengan cara ini, peluang untuk meningkatkan produksi ASI akan lebih besar! 😊

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *